[Buku] Buku pertama 2025 “Building a Second Brain” – Tiago Forte

Di awal tahun ini seperti yang saya agendakan dalam resolusi 2025 saya mengawali upaya peningkatan literasi saya dengan menyelesaikan satu bacaan buku yang sangat menarik 😊. Buku ini sebenarnya sudah saya beli di tahun lalu dan coba saya cicil baca namun terlupakan begitu saja hehehe. Building a Second Brain karya Tiago Forte ini mengulas tentang…


Buku Second Brain

Di awal tahun ini seperti yang saya agendakan dalam resolusi 2025 saya mengawali upaya peningkatan literasi saya dengan menyelesaikan satu bacaan buku yang sangat menarik 😊. Buku ini sebenarnya sudah saya beli di tahun lalu dan coba saya cicil baca namun terlupakan begitu saja hehehe.

Building a Second Brain karya Tiago Forte ini mengulas tentang cara membuat sebuah Sistem Manajemen Pengetahuan untuk kebutuhan Personal kita baik dengan tujuan mendukung profesi kita dan lebih jauh lagi mendukung berbagai urusan keseharian kita lainnya.

Saya memilih buku ini karena di beberapa tahun terakhir ini saya sedang suka mengeksplorasi tentang bagaimana cara mengelola pengetahuan kita. Hal inilah yang saya rasa masih menjadi salah satu kelemahan yang ada di diri saya dan mungkin dirasakan oleh beberapa orang di sekitar kita.

Memanfaatkan Keberlimpahan Informasi di Sekitar Kita

Photo by Jessika Arraes from Pexels

Di tengah dunia dengan informasi yang berlimpah sangat deras mengalir di sekitar kita saya merasa akan sangat disayangkan bila informasi itu hanya lewat begitu saja, terlebih tidak jarang ada banyak sekali informasi yang menurut saya menarik untuk saya simpan entah itu hal remeh seperti memes tulisan konyol namun mencerahkan hingga berbagai informasi yang lebih serius dari Podcast, buku yang saya konsumsi.

Lebih jauh lagi dan justru yang terpenting adalah dalam urusan kerja. Dalam mendukung kerja saya seringkali saya berhadapan dengan diskusi dengan orang-orang keren di daerah maupun nasional. Dalam diskusi itu tentunya banyak sekali insight dan kesepakatan yang harus sekali saya catat dan tindaklanjuti. Untuk itu saya merasa perlu memiliki sistem pengelolaan pengetahuan personal yang mampu menangkap, mengelola dan memproduksi insight tersebut menjadi produk pengetahuan lainnya.

Di sinilah saya menemukan arti penting dari buku karya Tiago Forte ini yang secara garis besar menjelaskan pembuatan sistem manajemen pengetahuan personal yang cukup mumpuni dengan dengan penjelasan yang mudah dipahami.

Dalam membangun Otak Ke Dua (Sistem Manajemen Pengetahuan Personal), pakde Forte menyarankan mengajukan suatu kerangka kerja yang dinamakan CODE yang meliputi:

Capture (Simpan apa yang menggugah)

yaitu bagaimana kita dapat menangkap berbagai informasi yang ada di sekitar kita. Informasi di zaman sekarang bisa didapatkan dalam berbagai bentuk dan dari berbagai macam saluran digital maupun tradisional. Bentuknya tidak hanya dari buku buku saja tetapi dalam bentuk artikel, video pendek dan berbagai macam hal lainnya tanpa harus dibatasi pada bentuk dan saluran tertentu.

Dalam pembahasannya di bagian Capture ini yang menjadi poin utama adalah resonansi kita (hal yang menggugah kita) perlu kita catat dalam bentuk apapun itu informasinya dan dari manapun. Hal ini tentang membangun kebiasaan untuk membebaskan tugas otak kita dari hal hal monoton dan sekedar menyimpan sesuatu yang semestinya bisa disimpan di luar dalam bentuk catatan. Pak De Tiago Forte menayarkan agar otak kita lebih fokus pada hal hal yang lebih kreatif dan strtegis dibandingkan sekedar menyimpan informasi.

Organize (Save for actionability)

Photo by Kindel Media from Pexels

Hal ini pada dasarnya memberikan saran kepada kita untuk mengelola catatan kita berdasarkan peruntukan (actionability) dari catatan tersebut. Ini menyentil saya yang seringkali kesulitan dalam menyusun folder folder file kerja saya yang harus saya akui masih belum begitu efektif dan selalu saya perbaiki untuk menemukan format dan acuan yang baik. Dalam buku ini pakde Forte memberikan saran untuk mengelola catatan sesuai dengan peruntukan. Ini berbeda dari kebiasaan saya saat membuat folder berdasarkan sumbernya yang biasanya menyulitkan dalam pencarian kedepannya.

pakde Forte menyarankan sistem pengorganisasian pencatatan dengan kerangka yang ia sebut PARA. Pertama adalah Project (catatan terkait project atau kerja terbaru kita). Kedua yakni Area catatan lain diluar project yang dikelompokan berdasarkan area kerja namun seperti untuk keperluan jangka panjang contohnya hal hal baru dari journal atau sumber sumber lain yang terkait kerja atau profesi kita namun masih belum diperlukan dalam project kita. Ketiga adalah Resourcesb untuk beberapa catatan yang mungkin saja bermanfaat disuatu hari yang cakupannya lebih luas lagi bisa jadi di luar bidang keahlian kita. dan terakhir adalah Archive yaitu lokasi untuk mengarsipkan catan catan yang sudah tidak aktif lagi di ketiga kategori sebelumnya.

Distill (mencari setiap esensi pada setiap catatan)

untuk mendapatkan esensi dari setiap catatan kita maka dilakukan upaya perangkuman secara progresif. Perangkuman secara progresif ini maksudnya adalah merangkum secara bertahap dimana kita menandai gagasan gagasan penting pada catatan kita misalkan dengan menebalkan jenis tulisan (Bold) kemudian dari beberapa frasa yang kita bold kita rangkum lagi ide utamanya misal dengan menggunakan hilight. Upaya ini akan memudahkan kita dalam memahami ide masing masing gagasan dengan melihat highlight terlebih dahulu baru melihat Bold dan keseluruhannya jika diperlukan konteks yang lebih luas terkait ide utama tersebut.

Distill pada dasarnya adalah upaya untuk memudahkan kita dalam memahami konteks dan menyambungkan antar catatan lainnya. Dengan memahami ide ide utama dari catatan kita maka akan mempermudah kita untuk mengkaitkan dan memahaminya jika diperlukan kemudian hari.

Untuk keperluan mengkaitkan dan memproduksi pengetahuan lainnya maka masuklah pada CODE terakhir yaitu:

Express (Show your work)

Pada bagian ini dijelaskan berbagai gagasan bahwa dalam mencatat kita tidak bisa hanya berhenti pada catatan kita saja. Catatan itu harus sesegera mungkin dioptimalkan pemanfaatannya khususnya dalam memproduksi insight insight atau produk pengetahuan lainnya.

Pakde FOrte dalam bukunya ini menyarankan agar kita lebih aktif dalam mengkreasikan catatan kita untuk menjadi yang disebut sebagai Intermediate Packets (IPs) yakni produk antara baik dari Project yang kita kerjakan maupun hal hal lainnya tanpa harus menunggu segalanya selesai sempurna. IPs ini juga sengaja singkatannya disamakan dengan Intelectual Property karena pada dasarnya adalah hal yang serupa yang menunjukkan kekayaan intelektual kita yang kedepannya bisa kita optimalkan pemanfaatannya.

Kesan saya terhadap Buku

Saya suka dengan buku karya Tiago Forte ini karena dari buku ini memberikan berbagai tips tip yang menurut saya mudah diingat dan masuk akal untuk diterapkan dalam keseharian kita. Saya berencana di 2025 ini saya memulai untuk menerapkan apa yang dituliskan dalam buku ini mulai dari sistem pemfolderan yang menggunakan PARA. dan mencoba untuk lebih konsisten lagi membuat berbagai macam catatan saya, yang untuk saat ini saya gunakan Apple Notes dan juga Notion.

Saat ini bila mendapat beberapa ide ide menarik saya mencoba untuk menuangkannya dalam catatan Apple Notes agar cepat dan folder foldernya pun sudah saya sesuaikan dengan konsep Para.

harapan saya di 2025 ini saya dapat mengumpulkan dan memperkaya aset aset pengetahuan saya mengorganisasikan, meringkasnya dan mewujudkannya dalam berbagai macam produk entah itu dalam bentuk laporan, atau hal hal kasual seperti konten konten dalam blog ini atau lainnya.

Setidaknya itu si yang saya dapatkan. Mungkin teman teman tertarik untuk membaca buku ini emestinya ada si di toko toko buku terdekat dan ada juga di Playbook Google juga.


Leave a Reply

Total
0
Share

Discover more from Dewaputuam

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading