Aku pasti jatuh lagi yah,..
kata seorang anak kecil berkaki kecil kepada ayahnya sambil menuntun sepeda kecil beroda dua. Dua roda mungil tambahan yang biasa terpasang di kanan dan kiri roda belakang sepeda hilang entah kemana. Ia memiliki keinginan keras untuk menaiki sepedanya, namun hilangnya roda tambahan yang selama ini menopangnya membuat ia berpikir lebih banyak dari biasanya. Jatuh adalah satu satunya yang terpikir olehnya, sebuah bayangan ketakutan akan sakitnya saat jatuh terus bergelayut di antara alam pikirnya yang masih sebatas mata memandang saja.
Belajar Sepeda itu Sulit dan Menyakitkan Apalagi saat Terjatuh
Sambil tersenyum jahil sang ayah pun memutar bola matanya dan seketika sudah berganti wajah menjadi penuh semangat dan gairah, ia dengan perlahan berkata
“Pasti jatuh..? yakin ?” senyumnya tersungging kecil menggoda anaknya yang sedang bersiap menaiki sepeda kecilnya itu. Bahunya mulai melebar dan merentangkan tangan bersiap siap menjaga jaga segala kemungkinan seiring gerakan si anak kecil itu yang mulai bersiap menaiki sepeda kecilnya itu. Tanpa sepengetahuan si anak kecil, ia memang telah menyembunyikan kedua roda tambahan dari sepeda kecil anaknya. Trik sederhana dan kebohongan kecil yang sengaja dilakukan agar si anak kecil itu dapat memulai kayuhan pertamanya tanpa ditopang roda bantu lagi.
Anak kecil berkaki kecil itu kembali ke posisi siap mengayuh sepeda kecilnya lagi dan sang ayah berada di sekitar anak kecil itu. Kaki kanannya mulai diletakkan di pedal sepedanya dan memulai kayuhan pertamanya. Sepeda Pun mulai bergerak namun terhuyung kekanan dan kiri, genggaman anak kecil itu pada setang sepeda kecilnya masih belum terlatih untuk menjaga putaran ban sehingga meliuk kanan dan kiri sebelum jatuh terjerembab. Berkali kali anak kecil itu terjatuh lagi dan lagi hingga akhirnya bersama jingga langit senja, samar samar terlihat siluet anak kecil itu mengayuh sepedanya jauh dan terus menjauh dari sang ayah.
Dari apa yang terjadi dalam 30 tahun terakhir, banyak hal yang saya pelajari dari hal yang sangat remeh seperti menyimpan buah pisang di dalam lemari es ternyata bukan ide yang bagus karena pisang akan rusak dalam waktu semalam saja. Pelajaran tentang bersepeda, Hingga hal hal yang kurang begitu sederhana seperti yah sudah lah tidak perlu dibahas di sini. Hehe.
Ini Cerita Tentang Tak Pasti
Namun pelajaran yang menurut saya penting dan menurut saya tetap relevan setidaknya hingga beberapa dekade ke depan adalah tentang “Ketidakpastian”. Dari apa yang terjadi selama ini “Ketidakpastian itu satu-satunya yang pasti”.
Ku banyak belajar tentang ketidak pastian ini dari berbagai kegagalan yang saya hadapi selama ini, saya rasa semua orang tentu pernah merasakannya. Tentunya dengan porsinya masing masing. Adanya ketidakpastian yang menari indah bersama ekspektasi yang tinggi ditambah dengan bumbu bumbu kurangnya keberuntungan, dan berbagai faktor x kadang membawa kita pada kegagalan. Namun dalam berbagai situasi yang bumbu bumbunya sama tidak jarang justru membawa kita pada keberhasilan yang bahkan tidak pernah kita duga sebelumnya.
Jika tidak mau disebut semua, saya akan PD berkata bahwa “Hampir segala” hal disekitar kita mengandung suatu ketidakpastian. Ada ketidakpastian di dalam permainan dadu, dan bahkan ada pula ketidakpastian arah terbitnya Sang Raja Siang. Sang Mentari tidak pasti selalu terbit dari arah Timur. Beberapa bulan ini condong ke Utara lain waktu condong ke Selatan. Secara semu terus aja begitu berganti arah terbit sambil menebar ketidakpastian pada angin, hujan, badai dan sanak perudaraannya. Dalam sesuatu hal yang kita anggap pasti bukan tidak mungkin tanpa diduga akan ada suatu penyimpangan yang membuat kadar kepastian itu tidak lagi 100%.
Hal ini menjadi kian tidak pasti saat kita sama sama memasuki tahun 2020 yang oleh sebagian orang “mungkin” menjadi salah satu tahun terburuk yang pernah kita rasakan. Saya mengatakan “mungkin” karena pernyataan itu juga mengandung ketidakpastian. Tentunya saya tidak ingin melanjutkan kalimat kini pada kemungkinan kemungkinan lainnya mengingat sudah terlalu banyak kehilangan yang kita rasakan pada tahun 2020 ini. Entahlah dengan 2021 yang akan kita songsong dalam waktu dekat ini.
Saat saya membuat tulisan ini awalnya saya sangat PD bahwa “Pasti itu tidak ada”. Dan ternyata setelah dipikir pikir, bahkan pernyataan itu pun bukan pernyataan yang pasti. Hah sudahlah agaknya tidaklah perlu kita terlalu memikirkan dan mencurahkan segala pikiran kita pada sesuatu yang tak pasti. Jika meminjam istilah pada film yang baru saja tamat pada minggu kini,
“Berlayar tanpa Peta” agaknya menjadi sesuatu yang menarik untuk dilakukan, tentunya bukan serta merta dengan bodohnya bergerak tanpa kendali dan arah yang pasti. Tetapi saya justru melihat berlayar tanpa peta juga berarti dalam menjalani hidup tidaklah perlu mempunyai perencanaan yang terlalu detail dan membebani. Peta yang ada saat ini, tidaklah secara pasti menggambarkan situasi saat ini, bukan tidak mungkin banyak perubahan yang terjadi yang menyebabkan saat kita terlalu terpaku pada peta justru kita tidak mampu merespon apa apa saja yang terjadi sekarang dengan cekatan. Semua hal berubah dari ombak hingga angin, bahkan tujuan kita juga terkadang dalam suatu situasi diharuskan berubah karena sesuatu dan lain hal. Kembali lagi pada tidak pasti.
Namun apapun itu justru dengan ketidakpastian itulah yang membuat perjalanan kita menjadi menarik bukan. 🙂 (Jadi penasaran apa yang akan terjadi kedepannya).
Yup apapun yang ada di depan ntah itu menyakitkan ataupun justru menyenangkan agaknya akan semakin seru dan menarik. Mungkin ini awalan yang cukup baik untuk memulai perjalanan baru ini sebuah perjalanan yang panjang. Sebuah perjalanan yang tak pasti.