[Buku] Makna Hidup dan Logoterapi

218
0
Ahli Logoterapi, Viktor E. Frankl
Sosok Viktor E. Frankl, Ahli Logoterapi sekaligus Penulis Buku “Man’s search for Meaning” (Sumber gstatic)

Makna adalah sebuah hal penting dalam kehidupan. Seseorang dapat menghalalkan segala cara untuk memperjuangkan makna  hidup yang ia pilih. Untuk sebuah makna, hal ekstrem seperti tindakan persekusi bahkan terorisme sekalipun terkadang menjadi logis untuk dilakukan.  Ide menarik terkait makna hidup pernah diutarakan oleh seorang korban selamat dari pembantaian di Kamp Auschwitz. Ia adalah seorang survivor sekaligus ahli logoterapi dari Austria, Viktor E. Frankl penulis  buku yang berjudul Man’s search for Meaning. Dalam buku tersebut Frankl memberikan suatu sudut pandang yang menarik dan sederhana tentang makna kehidupan.

mencari Makna hidup

Pengalaman mengerikan Frankl dalam Kamp Penkonsentrasian Auschwitz menguatkan kembali gagasan besarnya tentang Hidup. Bagi Frankl, hidup bukanlah upaya mencari kepuasan, bukan pula upaya mengejar kekuasaan. Hidup adalah sebuah upaya pencarian makna. Tugas terbesar manusia adalah mencari makna dalam hidupnya dan tentu kemudian merealisasikannya.

Auschwitz
Auschwitz-Birkenau Museum (Sumber: latimes)

Makna hidup tidak dapat dirumuskan secara umum. Hal ini dikarenakan makna hidup berbeda untuk setiap manusia, dan berbeda pula dari waktu ke waktu. Meskipun demikian makna hidup tetap dapat ditemukan. Makna hidup seseorang kemungkinan dapat ditemukan melalui tiga sumber. Sumber pertama adalah Kerja atau suatu kegiatan melakukan sesuatu yang sangat penting. Sumber ke dua adalah cinta atau kepedulian pada orang lain. Dan sumber yang ketiga, yang dalam hal ini Frankl temukan dalam masa sulitnya di dalam Kamp penkonsentrasian Auschwitz ” adalah dalam keberanian saat sulit”.

Dalam masa sulit tersebut, semua yang dimiliki oleh Frankl habis dirampas. Bahkan namanya pun dirampas dan digantikan dengan sebuah susunan nomor tahanan. Dalam kondisi tersebut, Frankl menyadari sesuatu hal yang penting tentang hakikat hidup seseorang.

Apa pun bisa dirampas dari manusia, kecuali satu: kebebasan terakhir seorang manusia, kebebasan untuk menentukan sikap dalam setiap keadaan, kebebasan untuk memilih jalannya sendiri. -Viktor E. Frankl-

Dalam Kamp Auschwitz, Frankl menemukan bahwa di dunia ini hanya ada dua ras manusia, yaitu “ras baik” dan “ras buruk” . Kedua ras ini dapat ditemukan di mana pun, mereka ada di setiap kelompok masyarakat. Tidak ada kelompok yang hanya terdiri dari satu “ras”, yang baik atau yang buruk saja.  Dalam Kamp Auschwitz, Frankl menemukan anggota ras baik berada di antara penjaga kamp lainnya, dan sayangnya juga ada ras buruk di antara para sesama tahanan.

Logoterapi : aliran psikoterapi ketiga dari Wina

Logoterapi berasal dari kata “Logos”  dari bahasa Yunani yang berarti “Makna”. Logo terapi biasa disebut sebagai aliran psikoterapi ketiga dari Wina yang memusatkan perhatian pada makna hidup dan upaya manusia untuk mencari makna hidupnya. Dalam aliran ini, perjuangan untuk menemukan makna hidup “Will to Meaning”. merupakan motivator utama bagi manusia.  Hal ini berbeda dengan aliran psikoanalisis Freud yang menempatkan keinginan untuk menemukan kesenangan “pleasure principle” dan juga aliran Adler yang menempatkan perjuangan untuk mencari keunggulan “striving for superiority” sebagai motivator utama.

Bila kita kaitkan dengan peristiwa luar biasa yang terjadi baru-baru ini seperti terorisme, maupun kejadian yang sering terjadi seperti cyber bullying, persekusi dan tindakan di luar kewajaran lainnya, maka tidak masuk ke akal kita bila hal-hal tersebut dimotivasi oleh pleasure principle ataupun striving for superiority. Sepertinya kita akan mudah sepakat bahwa tindakan tersebut tidaklah memberikan kesenangan dan tidak pula memberikan perasaan unggul bagi para pelakunya. Satu yang mungkin menjadi motivasi adalah “Makna”.

Kehampaan Eksistensial , depresi, agresi dan kecanduan

Keinginan manusia untuk mencari makna hidup dapat menimbulkan frustrasi eksisensial. Eksistensial yang dimaksud dapat berarti keberadaan dari manusia itu sendiri, makna dari eksistensi dan juga perjuangan untuk menemukan makna yang konkret dalam eksistensi pribadi. Pada dasarnya Frustrasi eksistensial bukanlah suatu penyakit dan bukan pula penyebab penyakit. Dalam tingkat tertentu frustrasi eksistensial merupakan hal yang baik bahkan menjadi sebuah prasyarat bagi kesehatan mental. Namun, dalam tingkat lainnya frustrasi eksistensial dapat memicu terjadinya penyakit neurosis yang dalam logoterapi disebut sebagai “Neurosis Noögenik” (Noölogis dari bahasa Yunani yang berarti Pikiran). Salah satu contoh Neurosis Noögenik yang menjadi fenomena yang mewabah di abad ke-20 adalah Kehampaan Eksistensial yakni perasaan bahwa hidup mereka sama sekali tidak memiliki makna. Kehampaan eksistensial tersebut terutama tercermin dalam bentuk rasa bosan Kehampaan eksistensial dapat menyebabkan sindrom neurosis dalam tiga sisi yakni depresi, agresi dan kecanduan.

Salah satu cara untuk mengatasi ketiga sindrom tersebut adalah dengan melakukan Logoterapi yang tentunya akan berbeda untuk setiap orang dan berbeda pula tergantung waktu.

Kebebasan, betapa pun terbatasnya masih dimiliki oleh seorang penderita penyakit neurosis, bahkan orang gila. Untuk membujuk dan menghindarkannya dari sikap depresi, agresi maupun kecanduan kita tidaklah dapat melupakan kebebasan mereka dalam memilih jalannya sendiri. Kita tidak dapat menafsirkan pikiran manusia sebagai sekedar sebuah mekanisme. Manusia bukanlah satu dari sekian banyak benda; benda-benda saling mempengaruhi, tetapi manusia benar-benar mampu membuat keputusannya sendiri.

Kita dapat membantu mereka dalam menemukan makna hidup dengan sedikit mengingatkan tindakan nyata mereka, cinta yang mereka persembahkan dan terakhir namun tidak kalah penting adalah semua penderitaan yang mereka jalani dengan penuh keberanian dan martabat.

Hanya itu

Keterangan Tambahan untuk Tulisan Ini

Logoterapi merupakan hal yang menarik dan mungkin telah kita lupakan selama ini yang sebenarnya dapat kita terapkan sebagai salah satu pilihan dalam mengatasi permasalahan yang ada di sekitar kita. Beberapa ide bahkan kalimat yang ada dalam tulisan ini banyak yang saya sandar langsung dari buku terjemahan yang saya baca dengan judul  Man’s search for Meaning ditulis oleh  Viktor E. Frankl, diterjemahkan oleh Haris Priyatna dan diterbitkan Noura Book tahun 2017.

Saya suka dengan ide serta terjemahan dalam buku ini dan cukup recommended untuk dijadikan bahan bacaan.

Salam Hangat dari Saya,

Dewa Putu AM

dewaputuam
WRITTEN BY

dewaputuam

I'm a Disaster Analyst, Agro-Climatologist, and GIS Analyst. I like drawing, writing, playing guitar, gardening, and maybe reading too.

Leave a Reply

Total
0
Share

Discover more from Dewa Putu AM

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading