Pagi tadi Indonesia mendapatkan kabar duka dari seorang yang mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu putra terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Bapak Sutopo Purwo Nugroho yang biasa dikenal sebagai Pak Topo telah meninggalkan kita semua pada pukul 02.00 waktu Guangzhou, Tiongkok. Beliau adalah seorang yang kita kenal sebagai Informan bencana Indonesia, Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang selalu berada di garda depan dalam pemberitaan kebencanaan di Indonesia.
Dedikasi dan pengabdiannya pada bidang kemanusiaan khususnya kebencanaan di Indonesia membuat kita pasti sepakat bahwa ia adalah salah satu yang terbaik. Dedikasi beliau ditunjukan secara nyata dari keseharian beliau dalam melaksanakan tugasnya yang selalu sigap dan cepat memberikan informasi informasi hampir dimanapun dan dalam situasi apapun. Terkadang saya sedikit bingung apa yang membuat beliau begitu, untuk ukuran orang sehat pun rasa rasanya sedikit dari kita yang dapat mengimbangi dedikasi beliau.
Sebagai salah satu penghormatan bagi beliau sekaligus pengingat bagi saya dan teman teman tentang pernah adanya sosok seperti beliau di tengah tengah kita, maka saya membuat putuskan untuk membuat tulisan sederhana ini. Ini tentang “Posting Tanpa Kata” Terakhir dari Twitter Sang Informan Bencana Kita, Pak Topo.
“Posting Tanpa Kata” Terakhir dari Twitter Pak Topo
Pada mulanya saya ingin mengulas sesuatu yang saya rasa menarik dari apa yang dibagikan Pak Topo terakhir kali dalam media akun Twitternya kepada kita. Sebuah gambar kepulauan nusantara dan dihiasi titik titik kuning dan merah. Hal yang berbeda dari postingan sebelumnya adalah pada postingan ini tidak sama sekali diberikan kata kata “Tanpa Kata”. Mengingat kemampuan menulis beliau yang diatas rata rata, maka akan cukup aneh bila beliau membagikan begitu saja sebuah gambar tanpa ada penjelasan apapun didalamnya. Berikut adalah postingan yang beliau bagikan di Twitter pada tanggal 15 Juni sebelum keberangkatan beliau ke Guangzhou.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) June 15, 2019
Sebagai informasi, gambar itu diambil dari situs monitoring hotspot yang di kelola oleh Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), jika penasaran teman teman dapat mengakses tautan ini. Melalui situs milik Lapan ini beliau mendapatkan informasi tentang sebaran titik yang diduga terjadi kebakaran hutan dan lahan, mengingat akhir akhir ini kita akan memasuki musim kemarau yang biasanya akan banyak terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Melihat apa yang dibagikan ini saya sedikit tersenyum getir, dan berkata didalam hati, Pak, sempat sempatnya bapak mengingatkan kami untuk bersiap menghadapi kebakaran hutan dalam keadaan seperti itu 🙁 .
Pak, pesan apa yang bapak berikan kepada kami melalui posting tersebut pak. Apa yang ingin bapak sampaikan kepada kita melalui gambar tanpa kata dari bapak yang bapak bagikan itu. Gambar memang membingungkan pak, berjuta makna dapat kita maknai dari sebuah gambar.
Sesaat saya berpikir dan akhirnya tersadar, Ada satu lagi “posting tanpa kata” yang selalu Pak Topo bagikan pada kita. Posting tanpa kata itu kadang bahkan sering kali tertutup dengan tulisan tulisan bapak selama ini. Sebuah “Postingan Tanpa Kata” yang saat ini justru paling nyaring berkata bahkan lebih nyaring dari kata kata yang tertuang dalam bentuk tulisan sekalipun pak.
Sebuah “posting tanpa kata” tersebut bapak sampaikan melalui apa yang bapak bagikan dan tunjukan selama ini kepada kami, “Dedikasi bapak, Perjuangan, dan Rasa cinta bapak pada kemanusiaan lebih dari apapun dan tidak bisa dihalangi oleh apapun”. Selamat Jalan Pak Topo, Selamat jalan sang Guru Selamat, Sang Informan Bencana. Bapak adalah pahlawan kemanusiaan khususnya dibidang kebencanaan di Indonesia. Terimakasih Pak Topo, kami akan merindukanmu.
“Hidup itu bukan soal panjang atau pendeknya usia, namun seberapa besar kita dapat membantu orang lain”
Pak Topo