Sekali-kali sembari menyelesaikan target bahan bacaan yang “agak berat“, saya coba membaca buku yang sepertinya ringan dan enak dibaca. Buku ini beberapa kali saya lihat ulasannya di beranda sosial media saya. Tentu saja dengan judul unik, buku ini menarik saya untuk membeli dan membacanya 😊.
Dengan judul yang sederhana “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati” karya Brian Khrisna sepertinya tidaklah sesederhana itu ya. Kalau boleh jujur saya memang baru pertama kali membaca buku karya beliau dan saya berharap bisa secara rutin menikmati karya beliau nanti, karena saya cukup menikmati dari alur penceritaan yang diberikan dan bertebaran quotes bijak di dalamnya yang bisa Instagram able 😂.
Kisah si Ale remaja Insecure
Buku ini menceritakan si Ale yang kemudian mendapat nama Blek, seseorang pemuda insecure dan depresi dengan berbagai tekanan hidupnya. Menyerah dengan segala rendah dirinya kemudian si Ale memutuskan untuk Bundir 24 jam setelah hari ulang tahunnya. Namun sebelum rencananya dilakukan ada berbagai persiapan yang justru kemudian mengantarkannya pada sebuah petualangan yang memberinya “pembelajaran hidup”.
Jika bertanya di mana letak Mie Ayamnya? bisa dikatakan Mie ayam adalah kunci awal bagi si Ale memulai petualangannya. Dari awal sini saya suka dan menikmati alur ceritanya karena kita akan diajak berkelana dan berkenalan sekaligus merasakan segala perasaan rendah diri dan perasaan gagal dari Ale, secara tersirat dan tersurat dari cara ale menyikapi kejadian-kejadian di sekitarnya. Bahkan dalam beberapa kesempatan Ale pun menyalahkan dirinya atas kegagalan untuk hal kecil yang terjadi, salah satu contohnya adalah membeli Mie Ayam, yang kemudian terus terhanyut mengikuti arus cerita yang ada dan terumbang ambing tanpa ada sikap yang jelas, khas orang yang merasa rendah diri.
Petualang Ale
Mungkin ini bagian yang kurang begitu saya suka dari buku ini. yah, bisa saja teman-teman tidak setuju dengan pendapat saya, hal itu lumrah. Namun bukan berarti saya tidak suka idenya ya, karena secara garis besar saya suka dengan ide gagasan yang ada di buku ini, berbagai quotes sangat oke dan saya suka itu.
Dan di sini letak permasalahan yang membuat saya sedikit mengernyitkan alis saya. Saya merasa tokoh yang terlibat dalam buku ini terlalu banyak dan tidak begitu tereksplorasi dengan dalam atau setidaknya tidak ada penyelesaian yang jelas dari para tokoh tersebut.
Saya merasa alur yang sangat monoton dan sangat cepat. Saya masih suka saat Ale mengeksplorasi kehidupan berbagai tokoh dengan latar belakang yang sangat beragam dari pedagang Mie Ayam, Bos Mafia, Anak Magang. Namun selepas itu berbagai tokoh dikenalkan dengan pola yang monoton yaitu datang, bercerita, minum kopi atau minum air dan kemudian ngobrol soal kehidupan yang di dalamnya diberikan satu paragraf atau quotes tentang kehidupan.

Semua itu terus berulang dari perbincangan Bos dan Pekerja Prostitusi, OB, Pedangan Kue di gang, Pedagang Layangan dan Tuna Netra. Yah, walaupun ada beberapa bumbu-bumbu pemanis, pada setiap pemberhentian dan sesi bercerita, tetapi saya sebenarnya berharap beberapa tokoh bisa diperdalam lagi latar belakangnya, karena menurut saya dari sedikit yang diceritakan sebenarnya akan menarik bila mendapat kisah masa lalu mereka.
Sebenarnya ada satu lagi, yang saya kurang begitu oke dengan gaya penceritaan di bagian yang sama. Saya merasa di bagian tersebut, justru saya melihat si Ale berbincang dengan Psikolog e, karena kata katanya bagus-bagus banget untuk dijadikan kata yang keluar dari orang-orang yang ada di jalanan. Atau bagaimana ya, sebenarnya tidak bisa saya katakan jelek, tetapi entah mengapa ada yang kurang saja.
Dan mungkin ada satu lagi yang membuat saya paling kecewa dari buku ini adalah, tidak dibahasnya Mie Ayam secara mendalam, entah mungkin bisa saja kan ya memberi pengetahuan-pengetahuan umum tentang Mie Ayam gitu, seperti apa beda Mie Ayam gerobak hijau dan biru, kenapa ada Mie Ayam yang kuahnya dipisah ada yang dicampur. Ada juga dari Mie ya, belum lagi ayam yang ada yang dipotong koak kotak ada yang cincang halus. Setidaknya Mie Ayam janganlah hanya dijadikan awal dan akhir sekenanya begitu saja e. Karena Mie Ayam dijadikan judul dalam buku ini, jadi semestinya ada tanggung jawabnya kepada yah mungkin bagi penggemar Mie Ayam (seperti saya) yang membeli buku ini karena judul dan gambar mangkuk Mie Ayamnya 😂 🙏🏻.
Itu saja si dari saya, mungkin berikutnya saya coba baca Novel lagi ya, sambil saya membaca buku yang menurut saya bagus sekali tetapi butuh waktu lama untuk memahaminya yaitu Buku Nexus karya Yuval Noah Harary.
Leave a Reply