Untuk mengatasi kondisi saya yang sedang tidak ada ide untuk menulis, maka pada tulisan saat ini saya akan ceritakan tentang saya sendiri. Mungkin bukan suatu cerita yang penting, tapi percayalah bahwa suatu saat cerita ini akan tetap tidak berguna bagi kalian. Sengaja saya tuliskan cerita ini untuk iseng belaka, bila kalian seiseng saya saya persilahkan kalian membaca cerita saya ini dan semoga saja ada serpihan serpihan cerita yang bermanfaat bagi kalian di kemudian hari. Beberapa cerita saya dapatkan langsung dari pengalaman, namun beberapa lainnya saya dapatkan dari cerita beberapa orang yang kenal saya.
Sudah Iseng Bahkan Sebelum Lahir
Oke, kita mulai saja cerita ini. Saya bingung harus mulai dari mana, mungkin ada baiknya bilamana saya ceritakan saat saya berada didalam suatu ketiadaan. Saat itu saya belum ada dan belum terlahir di bumi ini. Cerita ini saya dapatkan dari bapak yang menjaga perpustakaan di SMA saya. Ia menceritakan saat itu ibu saya sedang mengandung saya dan sedang melaksanakan kegiatan pra jabatan. Dalam usia kandungan yang cukup umur (istilahnya gitu bukan si). Ibu saya mengikuti kegiatan tersebut dengan bersusah payah. Namun tiba tiba sesuatu terjadi dan menyebabkan ibu saya kesakitan begitu hebat dan harus dibawa kerumah sakit.
Karena ayah saya tidak berada disana saat itu maka pengurusan administrasi di rumah sakit menjadi sedikit sulit hingga akhirnya datanglah bapak penjaga perpus yang baik hati, (sepertinya mengikuti pra jab bersama ibu saya) dengan sergap ia berinisiatif untuk menjadi penanggung jawab, hal itu dilakukan agar pihak rumah sakit cepat mengurus saya dan ibu saya. Singkat cerita kamipun terselamatkan. Untungnya Keisengan pertama saya didunia ini tidak berakibat fatal. Saya mengetahui cerita ini saat saya sedang asik di perpustakaan sma saya dan berbincang bincang kecil dengan bapak perpustakaan disana.
Dimulai dari Drama Penculikan Anak Bayi Hingga Bayi Itu Tumbuh Menjadi “Anak Baik dan Pendiam”
Ini juga saya belum ingat, karena saat itu saya baru saja lahir dan umur sayapun tidak begitu detail diceritakan oleh bibi saya yang merupakan saksi sekaligus salah satu pelaku dalam kejadian itu. Yah, mereka lah pelakunya bersama dengan kakek nenek saya hehehe. Saya tidak paham mungkin karena saking senangnya mereka mendapat cucu dan keponakan baru, saat saya lahir mereka langsung membawa mobil menjemput saya untuk di bawa kerumah. Al hasil ayah sayapun menjadi sasaran kemarahan dokter disana.
Setelah dua peristiwa tersebut pun akhirnya saya tumbuh menjadi anak baik dengan kelakuan normal sebagaimana anak anak kebanyakan pada masa itu. Tidak ada kenalakalan kenakalan khas anak-anak yang saya lakukan saat itu. Saya pada masa itu benar benar menjadi anak baik. Mungkin, sesekali pernah lah ganggu gubuknya nenek nenek dengan mantulin sinar matahari masuk kerumahnya pakai cermin. Pernah mencuri rambutan tetangga, ikan lele tetangga dan ikan mas tetangga bersama teman teman sejawat. Saya sebut biar seru ya, nama mereka Andrep dan Johan hahaha piss bro. Gimana hasil tangkapan ikan dari kolamnya alm. mbah sariman.
Pada saat itupun serasa tiada hari tanpa perkelahian, yah meskipin saya selalu berada dipihak yang kalah, kalah otot dan kadang luka luka dikit malah pernah mimisan karena kena bogem mentah hahaha. Tapi sekarang yang ngebogem saya itu sekarang sohib baik. Dari bogem kita saling berbagi pendapat dan ujaran sumpah serapah dan mungkin kuota permusuhan kita dah abis diwaktu kecil hehehe.
Masa remaja yang Biasa Saja, Lempeng Seperti Jalan Tol, #Mungkin
Masa remaja saya saya habiskan dengan sesuatu yang normal normal saja. Tidur, makan, belajar, sekolah dan begitulah seterusnya. Untuk kegiatan berkelahi yang rutin saya lakukan saat saya masih kanak kanak (SD) tidak beranilagi saya lakukan karena sebelum masuk SMP saya sudah mendapat petuah sakti dari Bapak yang pada intinya jika saya masuk ruang BP akibat berkelahi maka akan ada “hadiah spesial” di rumah. Oleh karena itu meski beberapa kali saya di bully abis abisan didorong dorong sama “preman SMP”, dan kermutin kelompok mereka di tampol tampol, jujur saya tidak mau melawan karena takut kena tampol yang lebih kuat di rumah hehehe bisa berlipat lipat boss kuatnya.
Saya masi tau si orang orang yang dulu suka ngebully, bahkan ada orang yang dari segi postur tubuh cukup mini lah tapi salut ke sengak an nya hahahaha. Okelah sudah sampai situ saja lah cerita bully membullynya. Mungkin meski sedikit ada salah dari saya juga sih yang terkadang suka iseng iseng tanya ke guru dan ada aja dan mungkin akan terlihat sok sok an. Pada masa remaja saat SMP maupun SMA saya cukup lah dari sisi akademik, itung itung masih bisa sedikit mewakili sekolah untuk bersaing (walau kalah) di olimpiade fisika dan kemudian juga di olimpiade matematika. Dan yang menjadi sesuatu yang saya anggap wah (karena jarang) adalah saya sbeberapa kali diusir keperpustakaan saat ada ujian perbaikan nilai dan remidi untuk fisika dan matematika karena mendapat nilai yang tidak dapat tertolong dan tidak dapat dinaikan lagi hehehe.
Saat Masa SMA saya mengalami pengalaman mistik yang cukup membuat heboh satu sekolah saat itu. Desas desusnya saya diikuti oleh sesosok tak kasat mata dan tidak tahu berkaitan atau tidak dalam satu hari itu ada 6 orang siswa yang kesurupan, anehnya setiap ada yang kesurupan teman saya bilang sosok tersebut menghilang sejenak. Karena kawatir akan terjadi yang tidak diinginkan saat itu saya di ungsikan dan dijauhkan dulu dari keramaian oleh beberapa orang yang “punya bakat”. Saya tidak tahu apakah sosok itu masih mengikuti, namun saat kuliah sempat ada yang melihat ia menempakan diri berdiri disamping saya saat saya sedang tertidur pulas.
Masa remaja sebenarnya sangat seru, tetapi sayangnya yang sedikit membuat saya kecewa adalah ujian nasional yang sama sekali tidak seru.Jujur saya saat ujian nasional kehilangan gairah dan hanya berusaha untuk lolos dengan nilai alakadarnya saja. Saya kehilangan semangat saat itu karena ujian nasional saat itu sudah tidak fair dan banyak kecurangan di teman teman saya sehingga dengan nilai besar pun rasanya tidak ada kebanggaan sama sekali. Tetapi saya berani jamin bahwa nilai saya saat itu adalah nilai murni. Sempat ada kertas bocoran mampir ke meja saya diberi oleh teman namun saya buang jauh kedalam laci meja. Saat ujian nasional lalu saya tidak begitu memikirkan nilai karena saat itu saya juga sudah mengantongi nomor induk mahasiswa melalui jalur SMPTN kalau tidak salah namanya yang menggunakan rapot semseter 1 sampai 5 sebagai penilaian dan prasarat masuk.
Jatuh Bangun Ku di Bangku Kuliahan I dan II
Disinilah pada akhirnya saya…. (Bersambung)
Lucu. 😂
trims hehehe
[…] tulisan saya sebelumnya yang berjudul Hingga Saat Ini “I’m Still On My Way”, melalui tulisan ini saya akan bercerita sedikit kisah yang menurut saya menarik untuk dibagikan […]