Keanehan “Mereka” di Dunia Online
Berhubung tahun ini sudah memasuki tahun tahun politik yang seperti kita akan banyak menyaksikan banyak hal “lucu” berseliweran di dunia maya baik itu yang ada di buku muka, burung biru, yusup, hingga sosmed gambar tipu-tipu. Kelakuan netijen akan semakin ajaib dan tidak jarang bermunculan konten-konten yang diluar batas imajinasi terliar kita #hasek. Saya sebenarnya ingin memberikan contoh-contoh keajaiban netijen netijen tersebut namun cukup serem jadi tidak saya tampilkan agar tidak ada yang terluka. Meskipun saya tahu pembaca tulisan saya adalah golongan orang orang keren yang kecil kemungkinannyamemiliki keajaiban para netijen yang saya bahas pada post ini [#penjilat].
Ada suatu buku yang menarik yang sedang saya baca saat ini, Judul buku tersebut adalah “The Great Shifting” Karya Rhenald Kasali. Dalam buku tersebut, Prof Renald menceritakan suatu keanehan prilaku yang banyak muncul di kalangan netijen yang sebelumnya saya sudah sebutkan. Kelakuan aneh itu tampaknya akan meningkat di tahun tahun ini #bersiaplah. Netijens maha benar dengan segala keajaibannya sudah mulai merajalela dan menebarkan semua pesonanya. Entah itu diakui atau tidak, secara sadar ataupun tidak sadar, kita pun terkadang terdampak oleh fenomena ini. Atau mungkin justru kita sering dan kitapun menjadi salah satu netijem maha benar itu :). Fenomena ini saya rasa berpengaruh ke semua orang dan tidak pandang bulu, namun memiliki kadar yang berbeda beda sehingga “yang tampak dipermukaan” hanya segelintir orang saja. Itupun jika lingkungan kita sudah cukup kece terhadap internet ya, kalau tidak ya mungkin bukan lagi “segelintir orang” tetapi kebanyakan orang.
Tentang Online Disinhibition Effect [ODE]
Online Disinhibition Effect atau biasa disingkat dengan ODE, dapat dijelaskan dengan ringkas melalui gambar diatas. Secara sederhana, fenomena munculnya keajaiban keajaiban para netijen menurut teori ini merupakan hasil dari sifat anonimitas internet dan kurang pedulinya para penggiat online (didominasi oleh kaum yesman). Dalam dunia online orang akan cenderung lebih berani, dan lebih merasa bebas melakukan apapun tanpa ada hambatan. Hal ini dikarenakan karena mereka merasakan bahwa identitas mereka tidak di ketahui (anonim) dan menduga tak ada orang lain yang memperhatikan nya atau paling tidak tidak ada orang lain yang mereka kenal memperhatikannya. Hal ini akan berimbas pada menurunnya pengendalian akan tingkah laku pribadi atau istilah lainnya teradi penurunan Inhibition Control. Dalam buku The Great Shifting, Rhenald Kasali menjelaskan bahwa “Inhibition Control adalah kemampuan yang didapatkan manusia dari serangkaian latihan sejak kanak kanak untuk mengendalikan saraf saraf impulsif (dorongan otomatis atau spontan) dan memberikan respon perilaku melalui “attention” dan “reasoning”.
Pada dasarnya, Inhibition Control menggambarkan kemampuan kogniitif seseorang dan terlihat dalam cara dia mengantisipasi, perencanaan dan setting tujuan. Seseorang yang memiliki Inhibition control yang baik akan baik pula ia dalam bertindak, menulis dan berucap. Jika kurang, hal hal yang bersifat impulsif akan mendominasi sehingga kontrol diri dalam bertindak, menulis dan berucap akan menjadi kurang begitu sehat.
Dari sini akan terlihat kekurang siapan kita akan tekhnologi yang ada sekarang, jika pendidikan dulu terfokus pada pelatihan Inhibition Control kita di dunia nyata yang notabennnya kita dapat dengan jelas mengetahui bahwa kita sedang di awasi dan ada nilai dan norma lain yang mengingatkan dan bahkan mengikat agar berperilaku baik. Tentunya baik berdasarkan nilai norma yang berlaku di lingkungan kita tentunya. Saya akui bahwa baik itu pun relatif tergantung dari nilai dan norma yang dianut oleh orang.
Ketika kehidupan kita mulai dimasuki tekhnologi internet, kita pun menjadi kaget dan beberapa yang tidak siap dengan perbekalan nilai dan norma yang kuat akan merasa bahwa ini adalah saatnya mereka bebas, tidak ada yang tahu apa yang mereka perbuat, tak perlu lagi malu mengekspresikan diri, tulis dan bagikan lah sesuka hati, toh tidak ada yang perlu dipertanggungjawabkan di dunia maya ini. Ini dunia maya, bukan lah dunia nyata. Kondisi demikian yang kemudian menciptakan pribadi pribadi lain yang bukan hal yang jarang bila bertolak belakang dari pribadi yang kita jalani di dunia nyata.
Yang jadi pertanyaan besar bagi kita sekarang adalah,
“JIka kita merasa bebas karena Anonimitas?, Apakah kita yakin bahwa kita benar benar Anonim di dunia Maya Ini?”
Jika jawabannya yakin, saya sarankan mainlah lebih jauh dan pulanglah lebih malam. hehehe. sekian dari saya, mungkin tulisan ini tidak begitu berfaidah namun saya rasa ini suatu keresahan yang agaknya perlu saya tuliskan di sini. sepertinya sudah sampai disini saja, Akhir Kata saya ucapkan terimakasih atas waktunya
Salam.
Dewa Putu AM
Sumber Sumber Ilustrasi
1. Feature Image Designed Freepik
2. Gambar Netijen dan segala kebenarannya [sumber: cybereffect.org]
3. Ilustrasi Online Disinhibition Effect (sumber: The Marocharim Experiment)
[…] dalam satu tulisan. Saya telah menuliskan satu gagasan menarik tersebut dalam sebuah tulisan Kepribadian Lain di Dunia Online. Saya sebenarnya lebih suka gagasan gagasan terkait Cyber psycology yang dipaparkan dalam buku ini, […]
[…] link ini. Konsep yang ada dalam buku ini juga saya tuliskan dalam posting saya yang berjudul “Kepribadian Lain” di Dunia Online dan Melirik Urgensi Revolusi Industri 4.0 pada Manajemen […]