Beberapa hari belakangan kita diramaikan oleh sebuah kasus tentang seorang satpam yang menjadi viral dikarenakan memukul seekor anjing. Seperti pada kasus viral lainnya, Netizen kita yang budiman pun seolah mendapat mangsa baru dan tanpa aba-aba secara membabi buta memulai melakukan perundungan kepada Satpam viral tersebut seolah olah kesalahan besar telah dilakukan oleh satpam tersebut.
Tidak butuh waktu lama, permasalahan kemudian semakin membesar dan menyebabkan Satpam beserta vendor yang menyalurkannya pun terkena imbas dari perundungan tersebut dan mendapat pemutusan kontrak oleh Mall yang memperkerjakan mereka.
Lalu kemudian mulai muncullah fakta yang memutar balikan upaya perundungan tersebut yang ternyata Satpam yang banyak dicaci maki telah menyiksa hewan dalam video yang sedang viral itu ternyata sedang berupaya menyelamatkan seekor anak kucing dari kebringasan anjing nya. Oleh karena itu satpam tersebut perlu melakukan “koreksi” kepada anjing yang ia rawat agar mau melepaskan anak kucing. Yang sayangnya video satpam itu yang sedang melakukan “koreksi” lah yang justru viral ke masyarakat luas.
Netizen Kita yang Terus Mengulang Kisah yang Sama
Kisah serupa sering kali terulang tentang Netizen kita yang cenderung mudah sekali tersulut pada hal-hal yang dianggap menyentuh, lalu kemudian tanpa pikir panjang dengan membabi buta merundung seseorang yang dianggap mereka pantas untuk dipersalahkan.
Kasus ini mirip seperti kasus Justice for Audrey yang mana para Netizen kita kemudian ternyata salah sasaran. Namun kemudian seperti yang sudah-sudah tidak ada penyelesaian yang jelas. Para perundung yang bersembunyi dibalik anonimitas itu kemudian bersikap seolah olah tidak ada yang terjadi, dan mulai mencari korban lainnya seperti yang saya tuliskan pada tulisan sebelumnya.
Berpikir Lebih Lambat Tidak Ada Salahnya
Di tengah dunia dengan informasi yang melaju sangat cepat dan dengan volume yang begitu besar, sering membuat kita kelabakan untuk merespons semua informasi yang kita terima. Alhasil di berbagai kesempatan karena waktu menyerap dan memahami kita yang tidak mampu mengimbangi derasnya arus informasi yang ada membuat kita memberikan respons yang cenderung reaktif terhadap kesan awal yang ditimbulkan.
Kita semakin jarang menyempatkan waktu kita sejenak untuk memahami konteks dari informasi yang kita terima, karena kita harus memahami dan merasa perlu merespons berbagai informasi yang ada berikutnya juga. Oleh karena itu banyak dari kita kemudian semakin cepat untuk menghakimi seseorang meskipun tidak banyak informasi yang kita dapatkan. Sama seperti kasus satpam yang kita lihat telah melakukan kekerasan kepada seekor anjing tanpa melihat cerita dibaliknya.
Alhasil, alih-alih menjadi pahlawan yang memperlihatkan welas kasih kepada hewan, kita justru memperlihatkan sisi keji kita untuk merundung orang yang kita anggap salah.
Cobalah kita untuk sejenak berpikir lebih lambat dan berusaha mencari dikit demi sedikit informasi yang ada dan berusaha memahami setiap konteks sebelum kita menentukan reaksi yang pantas kita berikan terhadap suatu issu.
Ah sudahlah…