“Sapiens” Pilar-Pilar Peradaban karya Yuval Noah Harary
Pada tulisan ini saya mau berbagi sedikit tentang buku yang baru saja selesai saya baca. Buku ini kelanjutan dari Seri Buku Grafis Sapiens karya Yuval Noah Harari bersama dengan David Vandermeulen dan Daniel Casanave.
Masih melanjutkan tema cerita sebelumnya yang menceritakan sejarah perkembangan spesies manusia (Sapiens). Jika pada buku sebelumnya dijelaskan awal mula Sapiens yang hanya sekedar makhluk lemah pinggiran sabana. Yang kemudian secara mengejutkan mengembangkan dengan bantuan keahliannya dalam hal “Fiksi” menyebabkan perkembangan yang luar biasa.
Pada buku ke 2 ini Profesor Yuval Noah kini melanjutkan kisah perkembangan peradaban Sapiens sejak ia mulai membudidayakan tanaman dan hewan “Domestikasi” hingga pengembangan budaya angka dan tulisan dan kemudian membahas mengenai hierarki sosial baik antara kaya dan miskin, warna kulit hingga permasalahan gender yang kalau dipahami lagi hal tersebut masih berkembang hingga kini. Untuk mendapatkan gambaran awal tentang buku ini, berikut ini adalah video resmi dari sang penulis saat mempromosikan bukunya ini
Ketika Sapiens di Domestikasi kan Gandum Padi dan Babi
Jika teman-teman membaca judul di atas dan mengira saya salah tulis dan terbalik yang seharusnya Sapiens yang mendomestikasikan gandum, padi dan berbagai tanaman dan ternak lainnya. Maka teman-teman sama seperti saya sebelumnya, pada bagian awal buku ini dijelaskan bagaimana manusia yang sebelumnya berburu dan meramu kemudian beralih menjadi pembudidaya.
Budidaya tanaman pada awalnya bertujuan untuk mempermudah Sapiens dalam mendapatkan makanan. Namun kemudian mulailah perkembangan revolusi pertanian yang menyebabkan Sapiens dari semula yang cukup nyaman dengan berburu dan mengumpul kemudian justru harus mencurahkan segala daya dan upaya dari pagi hingga senja demi mengurus tanaman-tanaman pertanian agar tanaman dapat tumbuh subur terlepas dari hama, dan juga kekeringan maupun banjir.
Karena tugas yang banyak tersebut kemudian dari budaya pertanian ini menyebabkan ledakan populasi (Banyak anak banyak tenaga dan banyak rezeki). Namun hal ini pula yang kemudian menyebabkan semakin banyak mulut dan perut yang harus di isi. Hal ini berlangsung terus menerus sehingga menimbulkan banyak dampak salah satunya kepada tulang belakang manusia yang sudah beradaptasi untuk memanjat dan mengejar buruan kini belum terbiasa untuk menunduk-menunduk untuk merawat tanaman budidaya sehingga menimbulkan berbagai penyakit seperti tulang rawan tergelincir, Artristis hingga hernia.
Budidaya pertanian yang membutuhkan lahan luas dan lebih bersifat monokultur kemudian juga menyebabkan permasalahan baik dari sisi sosial yang menyebabkan rasa kepemilikan para Sapiens semakin tinggi dan memicu berbagai konflik hingga pada semakin rentannya saat gagal panen.
Proses Domestikasi terus berlanjut dengan berbagai konsekuensinya. Sekarang muncul pertanyaan dari kata Domestikasi jika diartikan sebagai merumahkan sesuatu hal, maka kita lihat Sapiens yang sebelumnya hidup bebas dengan berburu dan mengumpul kini cenderung menetap di suatu tempat (rumah). Atau dengan kata lain revolusi pertanian menyebabkan Sapiens di domestikasi.
Penilaian Umum Tentang Buku
Menurut saya buku ini, sama menariknya dengan buku bagian pertamanya yang sudah saya ulas pada tautan ini. Dengan gaya bercerita disertai dengan gambar-gambar membuat kita merasa sedang membaca buku komik pada umumnya.
Banyak hal menarik yang dapat diambil dari buku ini, termasuk yang sudah saya ceritakan sebelumnya tentang bagaimana kisah manusia mendomestikasikan tanaman yang diceritakan dengan gaya komikal. Saya rasa buku model seperti ini masih oke untuk diceritakan juga untuk pembaca yang masih bersekolah dasar.
Selain itu ada juga kisah bagaimana budaya angka dan tulisan mulai dipakai dengan berbagai macam rupa. dari memanfaatkan untai-untai tali warna-warni bernama Khipu yang digunakan untuk menyimpan informasi, hingga bentuk dan metode lainnya.
Saya rasa cukup sampai di sini dulu tulisan saya pada kali ini. Secara garis besar saya cukup terkesan dengan buku ini dan bisa dijadikan salah satu bacaan santai bersama camilan di sore hari sambil memandang senja dan melanjutkan kisah Sapiens. Yup kisah Aku, Dia dan tentunya Kamu.
Salam
Dewa Putu AM.